Saya teringat sebuah kalimat yang dilontarkan seorang teman "blaming
does not require any research nor thinking, it is occured spontaneously
without process". Saya mengamini hal tersebut mengingat banyaknya
informasi penuh kebencian yang berseliweran di dunia maya tanpa filter
nalar memadai.
Tetapi kalimat tersebut jua yang mengarahkan
pemikiran saya kepada salah seorang manusia penuh teladan dari
Indonesia. Sosok tersebut adalah Kanjeng Kiai Hamam Ja'far.
Kiai Hamam Ja'far adalah pembangun peradaban intelektual melalui Pondok
Pesantren di desa Pabelan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Di saat
mudanya, beliau berjuang membangun Pondok Pesantren Pabelan di tengah
masyarakat yang saat itu diliputi dengan kebodohan, takhayul, dan mental
rendah diri dengan salah satu ucapannya yang kelak akan selalu diingat
oleh santrinya "Ayo Islamkan batu-batu itu" setiap beliau dan santrinya
ke Kali Pabelan.
Mengislamkan batu bukanlah hasil, tapi
merupakan proses, dimana batu-batu tersebut diangkut, dijadikan fondasi
bangunan, sebagian dijual ke pasar dan uangnya dibelikan alat tulis
dalam proses belajar-mengajar, ilmu yang didapat dalam kelas ini yang
kelak harus diaplikasikan kepada masyarakat.
Dari batu yang
"diislamkan" lah pemuda 27 tahun ini berjuang mendidik masyarakat dari
hal kecil seperti tentang pentingnya sirkulasi udara, mengingat
masyarakat pada saat itu beranggapan bahwa rejeki datang dari pintu
sehingga segala ventilasi dianggap hanya akan menghambat rejeki mereka,
Kiai Hamam Ja'far dengan sabar menjelaskan sirkulasi udara yang buruk
lebih berpotensi mendatangkan penyakit alih-alih mendatangkan rejeki.
Hasilnya? Pondok pesantren yang dulu didirikan dengan modal batu dan
niat tulus kini menjelma menjadi menjadi hulu peradaban ilmu dengan
memasuki ilayah seni dan budaya. Pondok Pesantren ini pula yang turut
mengilhami Vidiadhar Surajprasad Naipaul dalam penulisan novel
terkenalnya Among the Believers: an islam Journey. Terlebih entah berapa
banyak intelektual muslim yang dilahirkan dari sini, sebutlah Prof.
Komaruddin Hidayat, Prof. Bachtiar Effendi, dan Kyai Ahmad Najib Amien
Hamam.
Jika saat ini bermunculan banyak ustadz "konon katanya"
yang dengan mudah mengobral fatwa A sesat, B haram, C kafir dan
diaminkan oleh kaum cuti nalar di dunia maya, maka Kiai yang berguru
langsung kepada KH Ahmad Sahal, KH Zainuddin Fanani, dan KH Imam
Zarkasyi ini adalah sebuah paradoks, beliau adalah sosok guru bangsa
yang berjuang mengislamkan masyarakat dimulai dari batu hingga menjadi
sesuatu yang penuh manfaat bagi semesta.
Karena mengislamkan tidak semudah membukanislamkan.
(terinspirasi dari tulisan Arlian. B)
0 komentar:
Posting Komentar